Sarasenia

Catatan Kecil Tentang Duniaku

Rabu, 19 Desember 2012

Inheritance Advice :')


“ Kau membiarkan dirimu menjadi lebih marah daripada yang seharusnya, kata Glaedr lembut. Kemarahan memiliki tempat sendiri, tapi tidak akan membantumu di sini. Cara para pendekar adalah pembelajaran. Jika pengetahuan itu membutuhkanmu menggunakan kemarahan, maka kau gunakan kemarahan, tapi kau tidak bisa memeras pengetahuan dengan cara kehilangan kesabaran. Jika kau begitu, kau hanya akan mendapatkan rasa sakit dan frustasi.

Kau harus berjuang agar tetap tenang, meski ada seratus musuh buas menyambar- nyambar. Kosongkan benakmu dan jadikan kolam berair tenang yang memantulkan semua hal di sekitarnya namun tetap tidak tersentuh oleh segalanya. Pengertian akan datang kepadamu dalam kekosongan itu, ketika kau terbebas dari rasa takut yang menjengkelkan tentang kemenangan dan kekalahan, hidup dan mati.

Kau tidak bisa meramalkan semua akhir, dan kau tidak bisa menjamin keberhasilan setiap kali kau menghadapi musuh, tapi dengan melihat segalanya dan tidak mengabaikan apa pun, kau bisa bertindak tanpa ragu dalam setiap serangan. Pendekar yang mampu beradaptasi dengan baik dalam menghadapi sesuatu yang tidak terduga adalah pendekar yang akan hidup paling lama.

Maka, tatap Arya, simak apa yang sedang kau lihat, kemudian ambil tindakan yang menurutmu paling tepat. Dan begitu kau bergerak, jangan biarkan pikiranmu melantur. Berpikirlah tanpa berpikir, sehingga seakan- akan kau bertindak karena insting dan bukan dengan alasan tertentu. Lakukan sekarang, cobalah.”

Kamis, 19 Juli 2012

Aku Kembali

Ingin rasanya melihatmu mampu bertahan bersama diriku
Walaupun akhirnya kau telah pupuskan cintaku dengan bersamanya
Tak pernah ku bayangkan kau sanggup tinggalkan diriku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali
Lelah rasanya hati, lelah untuk disakiti, namun telah ku jalani
Ingin ku berlalu mengejar cintaku dan mencoba untuk bertahan bersama mimpiku
Tak pernah terbayangkan ku harus lupakan semua cerita ini

Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri namun aku kembali

Mungkin sudah saatnya tuk lupakan semua rasa kecewa
Ini aku, aku berdiri, untuk hadapi segala pahit di hati
Ku coba untuk menangkan hati dan akhiri pedih, lepaskan beban ini
Meskipun kini aku sendiri, meskipun kini aku sendiri namun aku kembali

By : Sammy Simorangkir
Source : http://liriklaguindonesia.net

Selasa, 15 Mei 2012

With(out) Me

Karna mungkin tiada hari yang berlalu tanpa mengingatmu.
Atau menangis karnamu.
Melihatmu dari luar lingkar hidupmu yang tampak sempurna dari tempatku berpijak.
Beberapa orang memang ditakdirkan mempunyai kehidupan yang lebih baik tanpa saya dalamnya.
Seperti kamu.
Rasanya sangat sesak melihatmu semakin jauh.
Tapi ku juga tak mau lepaskan.
Ku tak mau ada yang menggugat hak mutlak kepemilikan hatiku atasmu.
Kepalaku memaksa memasukkan orang lain dalam duniaku.
Tapi hatiku memagari sudutnya dengan duri- duri tajam.
Membuat yang mencoba mendekat malah luka gores sana sini.
Melukai diriku sendiri pada akhirnya.
Karena yang mendesak untuk mendobrak asalnya dari kepalaku juga.
Bagai mati segan hidup tak mau.
Tapi yang ku punya hanya menjauh darimu atau menghilang dalam duniamu.
Aku tak punya pilihan untuk muncul walau dalam sekedar "hai".
Karna kau meninggalkanku demi kebaikan yang berarti aku hanyalah keburukan dalam hidupmu.
Katamu kau rindu tarbiyah, sementara aku rindu menautkan jemarimu dan jemariku.
Ah... mungkin memang kau diciptakan untuk orang yang lebih baik dariku.
Karena aku tak mampu menyeimbangi kebaikan dan kesucianmu.
Sangat baik jika saja hatiku mau melepasmu seluruhnya.
Melepaskan beban kesepihakan, beban menjadi pihak yang buruk sekeras apapun mencoba menjadi baik.
Ah, harus bagaimana?
Karena sedikit lagi sepertinya aku tak mampu.
Tak mampu menahan desakan untuk adanya orang lain, yang membuat hatiku merekah menghangat.
Seperti dulu kamu.

20 Maret 2012

Pedas dan Kebas

Aku mulai mencintai rasa pedas dan kebas. Yang mencipta sensasi tak tertahankan yang kadang memaksa mataku berpeluh. Pedas dan kebas memaksamu keluar dari hati dan kepalaku. Menjadikanmu tiada, walau hanya sekejap, dalam hitungan millisekon. Lebih baik pedas dan kebas yang menguasai, daripada perih karena mu yang tiap detik menghantui. Yang tetap muncul ke permukaan walau tlah ku beri pemberat agar tenggelam tak berwujud lagi.

31 Januari 2012

Rabu, 28 Maret 2012

Sebait Doa Bagi Yang Tak Terbalas

Untuk mu teduh pada hujan...
Kau tentu sangat merindukan hujan yang berlarian lincah.
Membekas disana sini, meninggalkan jejak yang kau terjemahkan sebagai cinta.
Sungguhkah?
Semoga Pencipta rinai- rinai hujan juga memberikan kekuatan untuk menghapus titik hujan sewaktu pagi di kala kau datang.
Agar tak perih hatimu, ditakdirkan bertemu tapi tak beriring...

Untuk mu senja pada fajar..
Tak letihkah kau menunggu?
Fajar mu bahkan tak lagi menoleh kan rupa padamu.
Meski tuk segaris senyum, ataupun secuil luka.
Jangan lagi rindukannya, senja...
Fajar mu telah bertemu pagi,
yang cerah, yang ceria, yang membawa tawa..
Semoga Empunya fajar mu, mau meminjamkanmu setetes daya dari kuasa- NYA yang bahkan lebih luas dari samudera.
Agar bisa kau lihat, senja,
Ada malam yang setia menantimu..

Untukmu sunyi pada irama..
Jangan ubah dirimu menjadi tari..
Irama mu tak kan sempurna tanpa mu, sunyi,
Tahukah kau itu?
Bahkan tari yang kau cemburui itu pun, tak akan indah tanpamu.
Biarkan saja tari dan irama bertemu,
Mencipta harmonisasi yang jadi pelengkap romansa merah jambu.
Kau, sunyi, duduklah merapat dekatku.
Saksikan mereka dari jauh, dari garis tak tersentuh.
Semoga Pemilikku, tak lupa menyisipkan kekuatan dalam hatiku, dan padamu sunyi,
Supaya kita mampu menjadi penonton yang tak ada.

Semoga Allah meringankan rasa, jika memang bukan untuk kita.
Itu saja.

Senin, 26 Maret 2012

ALL WE EVER DO IS SAY GOODBYE - JOHN MAYER

Just when I had you off my head
Your voice comes thrashing wildly through my quiet bed
You say you wanna try again
But I've tried everything but giving in

Why you wanna break my heart again
Why am I gonna let you try

When all we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye

I bought a ticket on a plane
And by the time it landed you had gone again

I love you more than songs can say
But i can't keep running after yesterday

Why you wanna break my heart again
Why am I gonna let you try

When all we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye

We say goodbye
We say goodbye
We say goodbye

All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye
All we ever do is say goodbye

All we ever do is say goodbye


Sumber : www.sing365.com

Selasa, 28 Februari 2012

Soal Jodoh dan Dijodohkan

Ini gara- gara tadi kedatangan keluarga yang "memanggil" untuk acara lamaran anaknya sabtu ini. Tiba- tiba teringat statement yang selalu saya tegaskan ke orang tua saya.

"Saya tidak mau dijodohkan, jaman sekarang tidak ada lagi hal- hal siti nurbaya, saya mau mencari pasangan hidup sendiri."

Dulu, saya bisa dengan sangat percaya diri bilang itu ke orang tua saya. Karena saya dulu begitu yakin ada "dia" yang memang selalu menginginkan saya nantinya jadi pasangan hidupnya, begitu juga sebaliknya. Ada "dia", yang belum tentu direstui oleh orang tua saya tapi sudah menjadi pilihan saya sejak awal untuk sama- sama menua, tentu saja dalam pernikahan yang berbuahkan anak dan cucu yang saling mengasihi. Terlalu jauhkan saya bermimpi? hahahha, bukan tanpa dasar. Sejak awal saya memiliki keyakinan yang sangat besar bahwa hubungan yang ada antara saya dan "dia" akan sampai pada level seperti yang ada di bayangan saya.

Dulu, saya bisa melihat bahwa saya bisa bertahan. Ada "dia" yang awalnya terlihat sangat menyayangi saya, melebihi perasaan saya ke "dia". Itu gambaran awal "kami". Saya bisa dan mau menjalani hubungan yang walaupun tidak jelas demi menunggu waktu hingga saya dan "dia" betul- betul bisa menjadi kami. Saya yakin saya mampu, karena "dia" dan perasaannya ke saya nyata, "dia" tidak akan menyakiti, menduakan (atau lebih), bahkan meninggalkan saya. Bagaimanapun sakit dan besarnya masalah, dia tidak akan membiarkan saya pergi dan "dia" akan selalu kembali ke saya. Kenapa? Karena dia sangat sayang dan membutuhkan saya.

Tapi sekarang, setelah yang terjadi dan setelah saya mengetahui semuanya, saya sama sekali tidak lagi punya kekuatan dan kepercayaan diri untuk mengulang statement yang dulu saya katakan ke orang tua saya. Setelah akhirnya saya tau, saya untuk "dia" hanyalah hal yang tidak perlu ditambahkan kata SEKALI di belakang kata penting. Bahwa saya hanyalah "kesalahan" dan tidak patut untuk diperjuangkan. Bahwa bertemu dan bersama dengan orang lain selalu menjadi pilihannya jika sudah disandingkan dengan hal yang menyangkut saya. Bahwa dia lebih memilih dekat dengan orang lain.

Kemana semua rasa yang pada awal itu pergi? Kemana keyakinan itu berlari? Kemana "dia" yang dulu?

Terlihat menyedihkan? Mungkin. Tapi bukan itu yang ingin saya perlihatkan. Tidak penting untuk membagi rasa sakit berbulan- bulan itu dengan orang lain. Orang yang paling saya ingin berbagi rasa ini saja tidak peduli.

Poinnya disini adalah, saya sempat yakin bahwa "dia" adalah jodoh untuk saya dari Tuhan. Tetapi pada akhirnya, kuasa- NYA yang berbicara. Sekarang saya sendiri dan masih berusaha untuk memetik pelajaran dari perpisahan yang sudah terjadi. Dalam rentang waktu 3 tahun lebih bukan hal yang mudah untuk dilupakan. Setidaknya untuk saya. "dia"? Oh, "dia" baik- baik saja, sangat baik- baik saja dengan hidupnya yang sempurna bersama dengan orang lain. Saya masih berusaha untuk move on dan menetralkan perasaan yang sepihak ini.

Sekarang, karena sudah tidak memiliki keyakinan dan kekuatan lagi untuk mencari pasangan hidup sendiri, saya mulai berpikiran tidak apa- apa jaman sekarang masih melakukan hal semacam "siti nurbaya". Biar orang tua yang menentukan dengan siapa saya baiknya menua bersama. Orang tua selalu mau dan tahu yang terbaik untuk anaknya kan? Sekarang saya pasrah saja.

Tapi melihat situasi saya sekarang (tidak tau masa depannya bagaiman), kemungkinan besar masalah pernikahan atau apalah namanya hubungan dengan lawan jenis, tidak lagi masuk dalam daftar prioritas. Walau seberapa besarpun keinginan saya untuk mempunyai "seseorang" yang bisa diandalkan dan mampu membuat hati terasa hangat (unyu- unyu kalau anak sekarang bilang). Masalah "keunyu-unyuan" itu setidaknya bisa terselesaikan dan terpenuhi cukup dengan melihat drama korea yang kebanyakan temanya cinta dan happy ending. Cukup andalkan diri sendiri dan tidak berpikir dan berperasaan lebih ke orang lain itu juga sudah cukup untuk menempuh jalur aman dari kekecewaan.

Cari pasangan hidup sendiri ataupun ikut lakon siti nurbaya. Menikah atau bahkan tidak menikah sama sekali. Saya pasrah sajalah. Biar Allah yang menentukan yang terbaik untuk saya melalui orang tua saya sebagai perpanjangan kasih sayang- NYA.
Wallahu a'lam.

Note Jaman Kapan 5

Aku rindu.
Meski tak terlalu, tak beriring kata sangat.
Wangimu menguar di sekeliling udara yang ku hirup.
Sela- sela jemariku yang kosong rindu untuk saling bertaut dengan jemari tanganmu.
Jiwaku merindu saat- saat manis ketika pertama kau ucapkan kata sayang itu.
Hatiku merindu menghangat.
Jantungku pun telah lama tak berdebur layaknya ombak berbentur karang.

Kau jauh, amat jauh.
Tak terengkuh jangkauan raga ataupun jiwa.

Sayang, aku rindu.

Tapi bukan rindu seperti dulu.
Meski sindromnya sangat mirip, ku tau pasti, ini bagian dari proses menetralkan rasaku padamu.
Rasa yang bertepuk sebelah tangan itu.

Jadi tolong bertahan saja sebentar disana.
Di tempat yang jauh di mata dan di hati itu.
Supaya lebih giat lagi asaku menghapus mimpi masa depan, yang dulu, ku rancang indah dengan kau dan aku sebagai tokoh utamanya.
Tolong untuk tetap melanjutkan acara menghilang dan mengacuhkan itu.
Agenda tidak mengakui kesalahan dan menyesal akan itu.
Lebih mudah bagiku jika dalam keadaan luka untuk lupa.

Semoga kebahagiaan untuk tiap- tiap aku dan kamu, tidak lama lagi menjelang.
Aku ingin bahagia dicinta, walau bukan kamu.

Sidrap, 7 Januari 2012

Note Jaman Kapan 4

Hai, apa kabar?
Mungkin sudah cukup lama aku tak terlihat, tapi mungkin juga tidak.
Untukmu yang tidak membutuhkanku, ketiadaanku merupakan ketenangan kan?
Iya , baiklah.
Karena itu aku memilih tuk mendoakanmu dalam diam, dalam hening, dan dalam jarak yang membentang.

Selamat bertambah umurmu, semoga kedewasaan menyertainya. Semoga apa yang kau cita- citakan untuk membahagiakan orang tua dan ambisimu bisa kau dapatkan. Setulus hati, ku doakan kau bisa menggapai semua mimpimu, dan merengkuh masa depan cemerlangmu (yang tentu saja tak ada tempat untukku di dalamnya). Kesehatan, kebahagiaan, kesejahteraan, kedamaian, dan kerendahan hati semoga juga senantiasa mengiringi hari- harimu.

Jangan takut akan masa depan yang katamu tak kau tahu, cukup nikmati hari yang kau punya dan kerjakan sebaik mungkin. Tuhan Maha Tahu dan Maha Adil, Dia akan mengganjarmu dengan balasan yang setimpal.

Aamiin.

4 Januari 2012

Note Jaman Kapan 3

Hei suryaku, apa kabarmu?
Oh maaf, mungkin sekarang aku harusnya tidak mengikutkan "ku" di belakang namamu lagi.
Sudah 2 hari ini kau menghilang dan hanya muncul dengan sepatah kata "saya sayangki".
Tahukah kamu?
Hatiku yang sudah kau sakiti itu tidak akan sembuh dengan cara seperti itu.
Ketiadaanmu hanya semakin memperlihatkan apa yang saya asumsikan, tapi selalu kau sangkal, bahwa kau tidak membutuhkanku adalah benar.
Hatiku yang terlanjur kau leceti dengan kata- kata menyakitkan tidak akan serta merta kering lukanya dengan cara seperti itu.
Hal yang kau lakukan hanya memperparahnya, karena kau menunjukkan betapa tidak pedulinya kamu.
Dan, dengan cara seperti itu hanya akan membuatku semakin yakin bahwa yang kamu bilang itu, kebohongan saja.
Ini, tidak menunjukkan aku penting untuk kamu.
Ini tidak menunjukkan kamu butuh.
Ini tidak menunjukkan kamu sayang aku dengan tulus.
Jadi jangan salahkan saya karena kita semakin jauh.
Saya tidak mungkin datang padamu setelah kau sakiti sedemikian rupa.
Jika kamu masih menginginkan kebersamaan, harusnya kamu yang datang ke aku.
Bukannya mengharap saya yang menyerah.
Kamu juga butuh aku kan?
Lantas kenapa harus aku yang selalu menyerah?

30 November 2011

Note Jaman Kapan 2

Biar ku ceritakan 1 kisah. Tentang aku dan kamu, yang pernah jadi kita.
Tapi menguraikannya hanya akan buatku meretas luka.
Ah, tidak, biar bagian akhirnya saja yang ku bagi.
Biar kamu tau, kalo kamu masih tau.

Tentang bagian ketika bulan yang mengintip masuk dari sela- sela atap kamarku yang rapuh.
Lalu jadi saksi, jadi kawan, dalam isak ku di antara lagu- lagu cengeng bertema cinta itu.

Atau pada bagian ku tak lagi sanggup menahan acuhmu, dan bantal- bantal sembab ku menjadi petisi, aku melenggang pergi darimu.
Meski tak sepenuhnya sanggup berjalan dengan dagu terangkat dan bahu tegak.
Aku berharap kau mencegah, menarik tanganku untuk masuk dalam dekapanmu.

Tapi sayangnya, kau hanya terpaku.
Tidak dengan tangan terulur. Tidak dengan teriakan memanggil namaku. Tidak dengan tangis.

Lantas ku bulatkan tekad, tidak akan menoleh ke belakang lagi.
Aku membiarkan sosokmu diterbangkan angin pasir berbisik dari ekor mataku.

Dan, wussh. Disinilah aku.
Lagi- lagi dalam kamar yang diintipi sinar bulan, bersama bantal sembab dan lagu- lagu cengeng tentang cinta.

Aku berhenti dari jabatan orang jatuh cinta.
Tapi aku tetap punya segalanya.

21 Oktober 2011

Note Jaman Kapan 1

Perih.
Amat sangat.
Luka.
Dalam dan mungkin tak terobati.
Kamu, memang hanya tidak sebutuh itu.
Jadi aku bisa bilang apa?
Bukankah sudah ku teriakkan aku lelah?
Dan aku memang.
Berkali- kali ku paksakan, hentikan !
Karena kamu, memang tidak sebutuh itu.
Jadi kenapa aku harus menghabiskan waktu untuk berlelah- lelah dalam tangis?
Jika memang kamu tidak sebutuh aku, lantas akau bisa apa.
Aku tak ingin terus mendongak, menoleh, bergerak kesana kemari mengikuti arah pandangmu.
Hanya supaya kamu bisa melihat dan sadar.
Peduli.
Tangisku.
Sakitku.
Rinduku.
Sepiku.
Tawaku.
Hanya saja, kamu memang tidak sebutuh itu.
Lalu, apa aku harus mengiba- iba lagi demi rasamu?
Berjalan terseok- seok di belakangmu yang tengah berlari, mengejar sebentuk abstrak yang jadi topengmu.
Tanpa pernah menoleh.
Karena kamu, hanya tidak sebutuh itu.
Iya.
Jadi aku ingin berbalik arah.
Atau juga mungkin diam di tempat.
Memandang bayang punggungmu beranjak menjauh.
Demi ambisi yang hanya itu terlihat.
Atau mungkin cuma sekedar kilahan.
Topeng perubahan.
Atau demi rasa lain yang datang menari- nari dalam hatimu.
Menghapusku.

20 Oktober 2011

Senin, 30 Januari 2012

Jar Of Heart - Christina Perry

No, I can't take one more step towards you
'Cause all that's waiting is regret
Don't you know I'm not your ghost anymore
You lost the love I loved the most

I learned to live half alive
And now you want me one more time

[Chorus:]
And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are?

I hear you're asking all around
If I am anywhere to be found
But I have grown too strong
To ever fall back in your arms

I've learned to live half alive
And now you want me one more time

[Chorus:]
And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Who do you think you are?

Dear, It took so long just to feel all right
Remember how to put back the light in my eyes
I wish I had missed the first time that we kissed
'Cause you broke all your promises
And now you're back
You don't get to get me back

And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
So don't come back for me
Don't come back at all

[Chorus:]
And who do you think you are?
Runnin' 'round leaving scars
Collecting your jar of hearts
And tearing love apart
You're gonna catch a cold
From the ice inside your soul
Don't come back for me
Don't come back at all

Who do you think you are?

Who do you think you are?

Who do you think you are?